Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 21.05 | | 0 komentar »

Menumbuhkan Cinta terhadap Lingkungan

(Contoh cerita atau artikel ataupun opini ini untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )


Akhir-akhir ini kita dapat merasakan keadaan alam yang berubah-ubah. Misalnya, banyak terjadi banjir, kekeringan, tanah longsor, bahkan keadaan cuaca yang tak menentu. Kini prediksi cuacapun banyak yang meleset atau tidak sesuai perkiraan. Tidak disangka jiga siang hari begitu panas namun tiba-tiba turun hujan deras disertai angin kencang. Setelah melihat fakta tersebut, kita sering kali bertanya-tanya, apakah yang terjadi dengan alam kita? Apakah yang menjadi penyebabnya?

Dibalik terjadinya masalah-masalah tersebut, kini kini ada masalah baru yang sedang hangat sebagai topik pembicaraan yaitu tentang global warming atau pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena adanya pemantulan kembali sinar matahari yang jatuh ke bumi. Sinar matahari yang jatuh ke bumi tidak dapat diserap oleh bumi yang disebabkan banyaknya bangunan beton, rumah kaca, dan sedikitnya jumlah tumbuhan yang dapat mengurangi karbondioksida.

Hal tersebut berdampak buru bagi kelestarian alam kita. Jika panas dipantulakn kembali maka dapat melubangi lapisan ozon. Padahal kita tau bahwa lapisan ozon sangat bermanfaat karena dapat mengurangi kontak langsung dengan sinar matahari. Coba kita bayangkan betapa berbahayanya jika lapisan tersebut rusak, suhu di permukaan bumi akan meningkat sehingga cuaca sangat panas. Yang lebih berbahaya lagi adalah dapat mencairnya es di kutup utara maupun kutub selatan yang akan menyebabkan meningkatnya kapaitas air di permukaan bumi.

Betapa menyedihkannya jika hal tersebut terjadi pada alam kita. Padahal ala mini adalah tempat hidup berjuta-juta mahluk hidup yang telah Tuhan ciptakan dalam keadaan sempurna. Oleh karena itu, mulai saat ini kita hendaknya menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dan kita juga harus menjadi sahabat bumi. Karena bagaimanapun juga, kehidupan kita bergantung pada ala mini. Jika alam kita lestari tentu saja akan tercipta kehidupan yang nyaman, aman, bahagia, dan damai. Sebaliknya jika keadaan alam kita rusak, maka kehidupan kita juga akan susah, terlantar, dan kemiskinan akan meraja lela, seperti cerita Desaku yang Gersang.

Kita harus menjaga dan merawat lingkungan alam kita. Misalnya, dengan menjaga kebersihan, mengadakan gerakan penghijauan, dan tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Apalagi kita sebagai pelajar yang lebih berwawasan luas, maka kita harus lebih bersadar diri untuk turut berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mulai dari hal-hal kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak alam ekitar kita. Kita adalah generasi penerus, yang selanjutnya akan menjadi pewaris ala mini. Jadi jika kita yang menjaga dan merawat lingkungan alam ini, siapa lagi?


Opini ini saya buat untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . Jangan lupa kunjungi juga www.mudaers.com yahhh. . . JANGAN LUPA BERITAU TEMAN KAMU YAHHH. . . KALO ADA BLOG INI. TRIMA KASIH UNTUK KUNJUNGANNYA KE http://www.muda-im3.blogspot.com/ Kapan-kapan mampir lagi yahhh. . . . Trimakasih Banyak. . . . Salam Kenal Buat Kalian Semua. . .


Read More......

Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 20.33 | | 0 komentar »

SURAT YANG DITULIS PADA TAHUN 2070

(Contoh cerita atau artikel ataupun opini ini untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )


Saat ini adalah tahun 2070. Usia saya baru 50 tahun, tetapi penampilan saya seperti seseorang yang telah berusia 85 tahun. Saya menderita gangguan ginjal serius, karena saya tidak minum dengan cukup. Saya khawatir saya tidak memiliki waktu lebih lama lagi untuk hidup. Saya adalah salah satu orang tertua di masyarakat. Saya ingat sewaktu saya berusia 5 tahun, semuanya tampak berbeda. Banyak pepohonan di taman, rumah-rumah memiliki kebun yang indah, dan saya dapat menikmati mandi selama setengah jam, tetapi saat ini, kita menggunakan handuk dan minyak indah, dan saat ini, kita harus mencukur kepala untuk menjaganya tetap bersih tanpa menggunakan air. Dahulu, ayahku mencuci mobilnya dengan air yang keluar dari selang. Saat ini, anakku tidak percaya bahwa air dapat digunakan dengan cara seperti itu.

Saya ingat bahwa peringatan “SELAMATKAN AIR” di poster-poster, radio dan TV, tapi tidak satu orangpun memperhatikannya. Kami pikir air tidak akan pernah habis. Saat ini, semua sungai, danau, waduk dan lapisan air bawah tanah kering atau terkontaminasi. Industri hampir berhenti dan pengangguran mencapai proporsi yang mengakhawatirkan. Instalasi desalinasi adalah penyerap utama tenaga kerja dan para karyawan menerima air minum sebagai bagian dari upah mereka. Penodongan dengan senjata untuk sebuah jerigen air adalah pemandangan yang umum. 80% makanan adalah sintetik. Dahulu, jumlah air yang disarankan untuk diminum oleh orang dewasa setiap harinya adalah 8 gelas per hari. Saat ini, saya hanya diperbolehkan setengah gelas per hari. Saat ini kita harus menggunakan pakaian sekali pakai, dan ini meningkatkan jumlah sampah. Saat ini kita menggunakan septic tanks, karena sistem sewerage tidak dapat bekerja karena kurangnya air.

Penampilan manusia sangat mengerikan: berkerut, kering akibat dehidrasi, penuh dengan rasa sakit akibat radiasi ultra violet, sekarang diperkuat dengan tidak adanya perisai pelindung dari lapisan ozon. Kanker kulit, infeksi gastrointestinal dan saluran urine adalah penyebab utama kematian. Diakibatkan oleh kekeringan pada kulit yang berlebihan, anak muda berusia 20 tahun akan tampak seperti 40 tahun. Ilmuwan menginvestigasi, tetapi tidak ada pemecahan dari masalah tersebut. Air tidak dapat diproduksi, oksigen juga terdegradasi akibat kurangnya pepohonan dan vegetasi, dan kapasitas intelektual generasi muda sungguh lemah. Morfologi spermatozoa pada pria telah berubah, sebagai akibatnya, bayi-bayi dilahirkan dengan defisiensi, mutasi dan kelainan bentuk fisik.

Kita harus membayar kepada pemerintah atas udara yang kita hirup, 137 m3 per hari per orang dewasa. Siapa yang tidak mampu membayar akan diusir dari "zona yang berventilasi", paru-paru mekanik yang sangat besar dengan tenaga matahari. Kualitas udara sangat buruk, tetapi paling tidak orang-orang dapat bernafas. Usia harapan hidup adalah 35 tahun. Di beberapa negara, dimana masih terdapat beberapa zona hijau yang dilalui oleh sungai, dijaga oleh tentara-tentara bersenjata berat. Air menjadi harta benda yang paling didamba-dambakan, lebih berharga dari emas dan berlian. Tempat dimana saya tinggal, tidak ada pepohonan, karena jarang sekali hujan. Ketika terjadi presipitasi, itu adalah hujan asam. Musim sungguh telah terpengaruh oleh uji atom dan oleh kontaminasi indutri di abad ke 20.

Kita diperingati untuk menjaga lingkungan, tetapi tidak satu orang pun yang peduli. Ketika anakku meminta kepadaku untuk menceritakan tentang masa mudaku, aku mengatakan kepadanya tentang lahan yang hijau, keindahan bunga-bunga, tentang hujan, betapa menyenangkannya berenang dan tentang ikan-ikan di sungai dan waduk, kita dapat meminum semua minuman, dan betapa sehatnya orang-orang di masa itu. Dia kemudian bertanya: Ayah! Kenapa tidak ada air ? Kemudian, aku merasakan ada yang mengganjal di tenggorokanku ! Aku tidak bisa untuk tidak merasa bersalah, karena aku termasuk pada generasi yang berkontribusi menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan atau dengan seenaknya tidak memperhatikan semua tanda peringatan. Saat ini, anak-anak kita membayar harga yang sangat mahal! Aku sangat percaya bahwa dalam waktu yang singkat kehidupan di bumi menjadi sesuatu yang tidak mungkin, karena kerusakan alam saat ini mencapai tahap yang tidak dapat dikembalikan ke semula lagi. Bagaimana aku bisa kembali lagi dan membuat manusia mengerti bahwa kita masih mempunyai waktu untuk menyelamatkan bumi kita.

Sekarang. . . . . Ini adalah pilihanmu, untuk menjaga planet kita yang indah ini atau. . . . . menjadi egois dan tidak menghiraukan kebutuhan generasi masa depan kita.



Cerita ini saya buat untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . Jangan lupa kunjungi juga www.mudaers.com yahhh. . . JANGAN LUPA BERITAU TEMAN KAMU YAHHH. . . KALO ADA BLOG INI. TRIMA KASIH UNTUK KUNJUNGANNYA KE http://www.muda-im3.blogspot.com/ Kapan-kapan mampir lagi yahhh. . . . Trimakasih Banyak. . . . Salam Kenal Buat Kalian Semua. . .


Read More......

Kompetisi Website Kompas Muda-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 21.38 | | 0 komentar »

Jadilah Sahabat Bumi mulai dari sekarang
(Contoh cerita atau artikel ataupun opini ini untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )



Orang membutuhkan air, makanan, udara, sumber energy, dan sebagainya untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dan mahuk hidup lainnya. Orang memperoleh semuanya ini dari sumber alam. Tetap yang perlu diingat adalah mengolah sumber alam tidak boleh dilakukan dengan seenaknnya, orang harus tetap menjaga keseimbangan ekologis, yaitu keserasian alam dan mahluk lainnya agar menjadi seimbang dan harmonis.

Tetapi, banyak keindahan alam telah rusak karena orang mengejar kebutuhan dan memuaskan keinginan.

Sekarang, ini masalah lingkungan hidup menjadi begitu luas, sehingga menuntut keterlibatan bersama. Keterlibatan ini berlangsung sangat lama dan terjadi di tingkat local, nasional, dan duna, yang bertujuan untuk memulihkan dan menjaga keutuhan ciptaan. Gerakan ini misalnya kelompok pecinta alam, Green Peace, lahir karena keprihatinan terhadap situasi dan kondisi dunia yang rusak akibat ulah manusia yang kurang bertanggung jawab. Gerakan-gerakan ini mengajak banyak orang memperjuangkan kelestarian keutuhan ciptaan, baik di antara manusia dan alam sekitar maupun di antara manusiaitu sendiri. Dampak gerakan ini yang dapat dirasakan, misalnya orang menjadi lebih selektif membeli produk-produk yang ramah lingkungan, sector industri memperhatikan AMDAL ( analisis mengenai dampak lingkungan), menghasilkan sisa (sampah) produk dapat di daur ulang, pemanfaatan lahan tidur, pembangunan marga satwa, dan diterapkannya undang-undang tentang lingkungan hidup.

Tetapi masih ada kenyataan yang terjadi pada iri kita yaitu kita sering kurang bertanggung jawab terhadap alam, misalnya kita sering membuang sampah tidak pada tempatnya, mengotori dinding dengan coretan-coretan, tidak menutup kran air selesai menggunakannya, mengambil bunga edelwis di gunung dengan seenaknya. Kita sering kurang menyadari, bahkan kita sering menganggap remeh akibat perbuatan kita yang dapat membahayakan kelestarian alam seutuhnya. Celakanya, kita melakukan hal itu tanpa merasa bersalah, misalnya di sekolah sudah ada tempat sampah tetapi kita membuang sampah seenaknya, membiarkan sampah tersebut berceceran, dan baru akan memungut dan membuangnya ke tempat sampah ketika guru yang meminta, ataupun jika akan ada lomba kebersihan kelas kita baru membersihkannya. Kita kurang menyadari akibat yang akan ditimbulkan oleh kecerobohan itu, karena akan memperberat kerja tugas kebersihan atau mempengaruhi kenyamanan belajar di kelas, bahkan ada yang dapat menimbulakn penyakit. Perbuatan itu dilakukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga di luar sekolah.

Untuk itu kita sebagai pelajar harus mulai dari awal ini kita menjadi sahabat bumi dengan merawat keutuhan ciptaan Tuhan.


Tulisan ini saya posting untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . Jangan lupa kunjungi juga www.mudaers.com yahhh. . . JANGAN LUPA BERITAU TEMAN KAMU YAHHH. . . KALO ADA BLOG INI. TRIMA KASIH UNTUK KUNJUNGANNYA KE http://www.muda-im3.blogspot.com/ Kapan-kapan mampir lagi yahhh. . . . Trimakasih Banyak. . . . Salam Kenal Buat Kalian Semua. . .


Read More......

Kompetisi Website Kompas Muda-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 21.32 | | 0 komentar »

Berita Kepada Kawan
(Lagu ini saya posting untuk mengikuti
Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )


Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan

Sayang engkau tak duduk di sampingku

Kawan

Banyak cerita yang mestinya kau saksikan

Di tanah kering bebatuan

Oooo. . . . ooo. . . oooo. . . .

Tubuhku terguncang

Dihempas batu jalanan

Hati bergetar menambah kering rerumputan

Perjalanan ini seperti jadi saksi

Gembala kecil menangis sedih oooo. . .

Kawan coba dengar apa jawabnya

Ketika dia kutanya mengapa

Bapak ibunya telah lama mati

Ditelan bencana tanah ini

align="center">Sesampainya di laut kukabarkan semuanya

Kepada karang, kepada ombak, kepada

Matahari

Tetap semua diam, tetapi semua bisu

Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahka terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat

Tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-

Dosa

Atau alam mulai enggan bersahabat dengan

Kita

Coba kita bertanya pada rumput yang

Bergoyang.



Kalau mendengar lagu ini, saya jadi teringat bulan mei tahun 2006 yang lalu, ketika di Jogja terjadi gempa. Masalahnya saya juga merasakannya karena saya orang Bantul.


Lagu ini saya posting untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . Jangan lupa kunjungi juga www.mudaers.com yahhh. . . JANGAN LUPA BERITAU TEMAN KAMU YAHHH. . . KALO ADA BLOG INI. TRIMA KASIH UNTUK KUNJUNGANNYA KE http://www.muda-im3.blogspot.com/ Kapan-kapan mampir lagi yahhh. . . . Trimakasih Banyak. . . . Salam Kenal Buat Kalian Semua. . .


Read More......

Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 20.39 | | 0 komentar »

Desaku yang Gersang
(Contoh cerita atau artikel untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )

Ada sebuah desa yang sangat indah pemandangannya. Desa itu terletak di kaki Gunung Merbabu. Desa itu sangat makmur dan ditumbuhi berbagai tanaman dan pepohonan. Di mana- mana terdengar suara kicauan: Burung Kutilang, Burung Manyar, Burung Kenari, Burung Tekukur, dan jenis burung-burung lainnya (tapi burungku tidak ikut berkicau, soalnya burungku itu Burung Onta. Hehehe. . .). Selain itu, banyak berkeliaran hewan-hewan liar di dalam desa itu. Ada Kelinci, Babi Hutan, Rusa, Monyet, dan macam-macam.
Di tengah desa itu terdapat sungai yang mengalir dengan deras dan airnya bening. Setiap pagi dan sore, anak-anak beramai-ramai mandi di sungai. Mereka bermain dan saling menceburkan temannya di tepian sungai yang agak dalam. Awan-awanpun senantiasa di atas desa yang setiap saat selalu menurunkan hujan yang menyegarkan segala yang hidup di desa itu.
Keadaan di desa itu tiba-tiba

berubah dengan sangat cepat. Entah mulai kapan, orang-orang desa mulai senang menebang pohon-pohon untuk membangun ruman dan villa yang lebih megah. Sementara, jumlah penduduk desa mulai bertambah dengan cepat. Pohon-pohon yang ada di lereng gunung mulai dibabat habis untuk perumahan yang baru. Hanya beberapa tahun saja, desa itu sudah kelihatan gundul (ternyata desa juga bias gundul yaa…??, bukan hanya rambut).
Akibatnya, ketika hujan turun, tanah mulai dikikis oleh air. Maka terjadilah erosi dan tanah logsor (longsor maksudnya). Saat musim kemarau, di mana-mana kelihatan gersang. Panaspun mulai menyengat. Lebih celaka lagi, air sungai yang mengalir di desa itu mulai surut hingga akhirnya mulai kering sama sekali tidak ada airnya. Untuk memperoleh air, penduduk desa harus mencari mata air yang jaraknya beberapa kilometer sambil membawa ember, ataupun jika ada yang mempunyai uang, ia membeli air yang harganya sangat mahal (kasihaan sekali yaa..). Air menjadi barang berharga dan mahal. Hal ini membawa akibat buruk bagi warga desa. Banyak diantara warga yang kehausan dan kekurangan air.
Hingga pada akhirnya ada gerakan penghijauan dengan tanaman Lamtoro di desa itu. Warga desa itu tidak tahu dari mana datangnya gerakan ini. Pada awalnya warga desa acuh tak acuh menerimanya. Tetapi entah karena apa, tiba-tiba warga desa menjadi keranjingan menanam tanaman Lamtoro. Setiap sejengkal tanah yang kosong di desa itu ditanami pohon Lamtoro. Dengan adanya gerakan penghijauan, desa itu menjadi hijau kembali. Sungai yang mengering kembali dialiri air lagi. Setelah beberapa puluh tahun, desa itu bangkit kembali, walaupun tidak seperti dulu lagi ketika sebelum dirusak. -----> Cerita ini saya postingkan untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi <----- Dari cerita diatas kita dapat menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang ada di dalam alam itu indah dan berguna. Maka kita harus memelihara dan menjaganya. Kita harus menjadi sahabatnya, dan tidak mengabaikannya. Tanah longsor, kekeringan, dan banjir, itu semua adalah dikarenakan oleh manusia yang dengan sembarangan menebang pohon yang semestinya berfungsi untuk menyerap air dan menjaga tanah supaya tidak longsor. Coba bayangkan, gimana kalo tempat tinggal kita seperti dalam cerita itu. . .? Ga kebayangkan…? Makanya mulai saat ini kita harus menjadi sahabat bumi dengan menjaganya. Ga usah yang muluk-muluk seperti menjadi Supermen dehhh. . . .Dengan membuang sampah pada tempatnya pun, kita udahh menjadi sahabat bumi. . . . tapi tidak hanya membuang sampah pada tempatnya lohhh. . . kita juga bisa melakukan gerakan penghijauan, membersihkan saluran pembuangan air hujan, dan satu lagi yang penting, yang saat ini baru gencar-gencarnya diberitakan yaitu Pemanasan Global. Untuk itu mulai dari sekarang, kita harus menjadi sahabat bumi, jika kita mengabaikannya maka akan terjadi seperti yang saya ceritakan tadi. Waspadalahhh. . . ., Waspadalahhh. . . . !!!!!! (kok malah mirip Bang Napi yaaaa…? Hehehe. . .). Artikel ini saya buat untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . Jangan lupa kunjungi juga www.mudaers.com yahhh. . . JANGAN LUPA BERITAU TEMAN KAMU YAHHH. . . KALO ADA BLOG INI. TRIMA KASIH UNTUK KUNJUNGANNYA KE http://www.muda-im3.blogspot.com/ Kapan-kapan mampir lagi yahhh. . . . Trimakasih Banyak. . . . Salam Kenal Buat Kalian Semua. . .

Read More......

Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 20.37 | , | 0 komentar »

Serigala dan Pemburu
(Contoh cerita atau artikel untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )


Suatu hari ada seorang pemburu pergi berburu ke hutang rimba. Ketika sedang mengintai seekor Kijang, tiba-tiba ia mendengar suara tangisan seorang anak kecil dari sebuah gua yang tidak jauh dari tempatnya.
“Aneh, sepertinya ada anak kecil yang menangis. Bagaimana mungkin di hutan ini ada anak kecil?” Pemburu itu segera mencari arah suara tangisan anak kecil itu, dan segera masuk ke dalam gua tersebut. Di dalam gua, pemburu tersebut menemukan seorang anak kecil dengan seekor Serigala. Pemburu itu segera mengarahkan senapannya kearah serigala. Serigala itu berusaha melindungi anak kecil itu dengan mengeram dan menikam pemburu itu. Setelah melalui perkelahian yang sengit, serigala itu kalah dan melarikan diri.
Pemburu itu segera membawa anak kecil yang berusia tiga tahun itu

dan membawa pulang kerumahnya. Bersama istrinya ,ia merawat anak kecil itu. Pada awalnya ia berperilaku seperti serigala. Ia berjalan dengan merangkak, makan dengan menjilat, menyukai makanan mentah, dan menjulurkan lidah ketika kelelahan. Namun setelah dirawat dengan penuh kasih saying oleh istri pemburu itu, ia mulai berperilaku seperti manusia. Ia dapat berjalan tegak, makan dengan tangan, menggunakan pakaian, dan berbicara. -----> Cerita ini saya postingkan untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi <----- Dari cerita di atas kita dapat melihat bahwa kita sering kali menganggap orang lain atau alam sekitar kita bukan sebagai sahabat kita, ataupun justru mengabaikannya. Kita sering kali mengginginkan orang lain atau alam sekitar sejalan dengan kemauan kita. Contohnya: berburu, membuang sampah sembarangan, tidak menjaga kebersihan tempat tinggal kita dan sebagainya. Padahal alam sendiri sangat mencintai kita, tetapi justru kita yang malah mengabaikannya. Untuk itu kita sebagai manusia harus menjadikan bumi sebagai sahabat kita, supaya bumi dapat selamat dari bahaya-bahaya yang mengancam, misalnya: pemanasan global, tanah longsor, banjir, kekeringan, erosi, dan sebagainya. Artikel ini saya buat untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . Jangan lupa kunjungi juga www.mudaers.com yahhh. . . JANGAN LUPA BERITAU TEMAN KAMU YAHHH. . . KALO ADA BLOG INI. TRIMA KASIH UNTUK KUNJUNGANNYA KE http://www.muda-im3.blogspot.com/ Kapan-kapan mampir lagi yahhh. . . . Trimakasih Banyak. . . . Salam Kenal Buat Kalian Semua. . .

Read More......

Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 20.34 | | 0 komentar »

BERITA TERKINI
(Blog ini saya buat untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )


Haiiii. . . hai. . . hai. . . . udah pada tau belom kalo kompas muda dan im3 ngadain Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . hadiahnya besar banget lohh. . . Juara Pertama dapat Rp 3.000.000,00, juara Kedua mendapat Rp 2.000.000,00, dan juara ke tiga mendapatkan Rp 1.000.000,00 Bukan hanya akan mendapat uang kalau kita menang, tetapi kita juga akan mendapatkan hadiah menarik lainnya. . . .

Caranya Gampang kok. . . Kamu tinggal


membuat sebuah web/blog dengan menggunakan domain sendiri ataupun subdomain, baik yang gratis maupun berbayar. Kamu juga bisa menggunakan situs seperti blogger.com, multiply.com, wordpress.com, ataupun friendster. Setelah itu buatlah artikel ataupun cerita dengan tema Jadilah Sahabat Bumi, dan kamu juga harus mencantumkan kalimat berbunyi Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dan juga www.mudaers.com. Setelah itu kamu tinggal submit/mengirimkan web/blog kamu ke www.mudaers.com dan juga mengirimkan formulir pendaftaran lomba yang bisa didapatkan di www.mudaers.com, atau lengkapnya www.mudaers.com/download-form yang dilengkapi dengan kupon Muda Creativity Kompas - IM3 yang bisa didapatkan di Kompas dan dikirim ke
Marketing Communication Kompas
Gd Kompas Gramedia Lt2
Jl Palmerah Selatan 26-28
Jakarta 10270.
Satu yang perlu diingat, jangan lupa masukkan kata Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 , karena penjurian akan dilakukan dengan googling dengan kata Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 . SYARAT DAN KETENTUAN BERLAKU( kok mirip apaa. . . . gitu?) Klik disini untuk masuk ke halaman Syarat Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 .


Read More......

Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3

Diposting oleh Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 | 20.26 | | 0 komentar »

Syarat Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3
(Blog ini saya buat untuk mengikuti Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3 dengan tema Jadilah Sahabat Bumi )

1. Web pribadi/institusi sekolah SLTA/komunitas usia 15 - 22 tahun. Tak dibatasi jumlah web yang dikirim, satu kupon lomba bisa untuk banyak alamat web.
2. Wajib membuat tulisan bebas dengan tema Jadilah Sahabat Bumi . Tak dibatasi panjang tulisan.
3. Wajib mencantumkan teks Kompetisi Website Kompas MuDA - IM3 dan www.mudaers.com.
4. Wajib mengirim alamat web di Direktori Mudaers yang ada di www.mudaers.com/submit-web.
5. Wajib mengirim formulir pendaftaran (bisa diunduh di www.mudaers.com/download-form) yang ditempeli kupon lomba ke:


Marketing Communication Kompas
Gd Kompas Gramedia Lt2
Jl Palmerah Selatan 26-28
Jakarta 10270

6. Deadline pengiriman 20 Januari 2009

Catatan khusus: untuk lomba desain web/blog ini, mengingat banyaknya kasus web/blog yang menggunakan tampilan sama (template sama), maka jika juri kesulitan menentukan pemenang I, II, III, Juri HANYA akan mencari lima besar website dengan nilai hadiah merata yaitu masing-masing Rp 1.000.000.

Read More......